Kamis, 25 Februari 2016

Tidak ada kata Terlambat untuk tobat, Tapi jangan tunggu nanti dan besok ya


Tidak ada kata Terlambat untuk tobat

“yang mengampuni dosa dan menerima tobat dan keras hukuman-Nya; yang memiliki karunia. Tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nyalah (semua makhluk) kembali.”
(QS. AL-MU’MIN : 3)

“Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan,”
(QS. ASY-SYURA : 25)

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan,”
(QS. AT-TUR : 17)

“Niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang di bawahnya sungai-sungai, dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga ‘Adn. Itulah kemenangan yang agung.”
(QS. AS-SAFF : 12)

“Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, mereka mendapat kamar-kamar (di surga), di atasnya terdapat pula kamar-kamar yang dibangun (bertingkat-tingkat), yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Itulah) janji Allah. Allah tidak akan memungkiri janji(-Nya).”
(QS. AZ-ZUMAR : 20)

“Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka. Mereka tidak disentuh oleh azab dan tidak bersedih hati.”
(QS. AZ-ZUMAR : 61)


Tapi jangan tunggu nanti dan besok ya

Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
(QS. AL-JUMU’AH : 8)

“Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
(QS. AL-MUNAFIQUN : 11)

RD^^

Rabu, 24 Februari 2016

Surat Untuk Saudaraku.....


Saudaraku,
Maafkan jika aku sering memberi saran yang tak kau suka.
Maafkan aku jika aku sering menyakitimu...
Maafkan jika caraku menyayangimu tak sama seperti yang biasa dilakukan kebanyakan orang..
Maafkan jika aku sering mengabaikanmu..
Maafkan jika aku sering membuatmu kesal dan marah..
Maafkan jika kata-kata yang terus ku ulang membuatmu bosan mendengarnya..
Maaf aku tak gaul seperti yang lain, yang bisa kau ajak kapanpun dan dimanapun.
Saudaraku,
Sebenarnya aku hanya ingin membuatmu lebih baik lagi, tapi mungkin caraku membuatmu muak.
Jujur...
Aku tak membenci kelakuanmu.
Aku tak membenci pakaian ketat yang kau kenakan.
Aku tak membenci tutorial hijab yang hanya mementingkan gaya dan harus memakan beberapa menit waktu sampai aku lelah menunggumu.
Aku tak membenci pujian berlebihan yang kau berikan untuk pacarmu...
Karena...
Aku juga pernah berada di posisimu.
Aku pernah memakai pakaian ketat sepertimu.
Aku juga pernah diberi nasehat yang berulang-ulang sehingga aku tau benar bagaimana perasaanmu saat itu.
Aku sering dicibir dalam perubahanku ke arah lebih baik.
Komentar negatif saat itu sempat membuatku down.
Tapi aku senang diberi komentar karena itu berarti mereka memperhatikanku.
Saudaraku,
Aku tau sangat sulit membuat suatu perubahan.
Aku tak memaksamu untuk meninggalkan semua kebiasaan burukmu. Aku hanya ingin kau perlahan-lahan meninggalkannya. Tidak sekaligus tapi perlahan dan jangan di ingat lagi.
Aku tak memintamu untuk menghapus semua fotomu di sosial media yang tak menutup aurat pun yang mengundang kalimat negatif. Aku hanya ingin kau tau dampak yang ditimbulkan karena menurutku seseorang lebih mudah mengerti jika diberikan bukti yang jelas.
Saudaraku,
Lebih seringlah membaca kisah inspiratif. Karena itu bisa memberikan dampak yang baik dalam perubahanmu.
Lebih seringlah dekat dengan orang yang mencintaNya diatas segalanya sehingga kau termotivasi untuk lebih mencintaiNya juga.
Lebih seringlah membaca ayat Al-Qur’an dan ambil hikmah setiap arti yang kau baca. Karena Al-Qur’an banyak memberikanmu pelajaran bagaimana kelakuan orang jaman dahulu dan bagaimana seharusnya kau bertindak untuk kedepannya.
Jangan dengarkan tentang penilaian seseorang terhadapmu. Karena cukuplah penilaian Allah di atas segalanya.
Jangan dengarkan jika ada yang mengatakan bahwa “Perbaiki dulu akhlakmu, baru berhijab” karena kita tak tau kapan kematian akan datang.

Semoga kau berkenan atas semua yang ku katakan.
Untuk semua saudaraku sesama muslim J

RD^^

Sama Keluarga kok perhitungan? Gimana sama orang lain?


Saat ini masih banyak anak yang menghitung-hitung terlebih dahulu jika ingin memberikan sesuatu kepada orang tuanya. Aneh memang tapi kenyataan.
“Untuk uang jajan besok minta sama kakakmu ya, uang ayah udah tadi udah ayah pake buat beli bensin”. | dalem hati si kakak ngedumel : duh ayah kebiasaan nih emang dia gak tau apa aku juga gak ada uang.
Emang sewaktu kecil ketika kamu mau beli mainan, ketika gede mau ini itu, kamu gak mau tau kan seperti apa dan bagaimana kondisi saat itu? Kamu harap semua keinginan kamu harus dituruti dikehendaki. Kamu juga gak tau kan kalo ayahmu sering meminjam uang hanya untuk membuatmu senang dan tak kecewa.
Mari muliakan orang tua. Ingat perjuangan mereka, harapan mereka yang besar kepada kita. Cinta tulus yang takkan pernah hilang. Do’a yang tak pernah lupa ia panjatkan untuk kita. Hati yang selalu memafkan bagaimanapun kelakuan kita terhadapnya. Mulut yang tak berhenti mengingatkan akan kebaikan. Pikiran yang hanya tertuju untuk membuat anaknya lebih darinya.

Semoga tulisan singkat ini bisa membuat kita menjadi orang yang lebih berbakti kepada orang tua.
Kalian bisa akan benar-benar paham ketika kalian telah menjadi orang tua. Jadi apakah harus menunggu ketika telah menjadi orang tua? Apakah kau bisa menjamin waktu itu masih diberi kesempatan untuk menyenangkan hati orang tua?

RD^^

Karena Gadget


Karena GADGET aku melupakan-Nya.
Saudaraku semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita, walau kita jauh bahkan tak saling mengenal satu sama lain.

Jika ada yang mengatakan “Jangan Lupa Bahagia” tetapi kalimat yang satu ini lebih baik menurutku  “Jangan Lupa Untuk Saling Mengingatkan Dalam Kebaikan”
.
Gadget.
Sebelum kau datang dalam hidupku, aku menjalani hidupku seperti biasa.
Bangun untuk sholat shubuh walau sering dibantu hp jadulku.
Membereskan tempat tidur, bergegas mandi dan menjalankan aktivitas rutinku.
Gadget.
Pertama aku mengenalmu lewat temanku yang saat itu aku sungguh tertarik melihat tampilannya begitu canggih.
Pada awalnya aku masih kekeh dengan prinsipku bahwa fungsi hp adalah untuk berkomunikasi, aplikasi yang lain hanyalah bonus bagiku.
.
.
Setelah sering meminjam entah itu hanya memainkan game yang lagi trend atau aktivitas lain, mulailah hatiku berkeinginan memiliki hp canggih seperti temanku.
.
.
Secara perlahan aku membujuk orangtua untuk membelikan hp canggih itu dengan alasan-alasan yang logis.
.
.
Akhirnya hp itu ada ditanganku. Hal yang membuat aku tak sadar pertama kalinya adalah aku terus asyik ingin mengetahui cara mengoperasikan hp itu. Option apa saja aku coba dengan tujuan untuk mengetahui perubahan apa yang ditimbulkan.
.
.
3 minggu berlalu aku mulai sadar betapa berpengaruh besarnya gadget ini bagi hidupku.
Aku sering mengabaikan adzan yang menurutku bisa ditunda. Padahal aku tidak tau kapan kematianku akan datang.
“Dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk.”
(QS. AL-BAQARAH : 42)

“Dan laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
(QS. AL-BAQARAH : 110)

“Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.”
(QS. AL-BAQARAH : 21)

Aku rela begadang tapi selalu sulit untuk bangun mengerjakan qiyamul lail.
Aku asyik selfie, menonton video, mendengarkan musik dan merekam suaraku tapi sangat sulit tanganku untuk memegang Al-Qur’an.
“Sungguh, telah Kami turunkan kepadamu sebuah Kitab (Al-Qur’an) yang didalamnya terdapat peringatan bagimu. Maka apakah kamu tidak mengerti?”
(QS. AL-ANBIYA’ : 10)
Aku rela tanganku berlama-lama memegang hp yang sedang di charger pada listrik tapi sangat sulit aku mengorbankan tanganku untuk mengerjakan apa yang diperintahkan orangtuaku.
Aku rela menghabiskan waktuku di kamar sambil chatting bersama teman dari pada mendengar nasehat suara orangtuaku.
Aku rela menyelesaikan masalah temanku sampai berlarut malam dan sering kali aku membentak orangtuaku yang sering ikut campur dalam masalahku.
Aku rela begadang lewat telpon dan menunggu si doi tertidur tak lupa mengucapkan Good Night, Have a nice dream beb! Tapi aku sering lupa untuk berwudhu dan berdo’a sebelum tidur.
Aku rela menunggu sesuatu yang aku download hingga larut malam tapi aku sering terburu-buru dalam sholatku.
Aku rela setiap hari menyisihkan sebagian uang jajanku untuk membeli paket internet perbulan atau perminggu tapi tanganku terasa berat jika harus menyisihkan sebagian uang jajanku untuk bersedekah.
.
.
Setelah itu semua ku lakukan lalu aku menuntut Allah untuk mengijabah semua do’aku dalam waktu singkat.
.
.
.
Astagfirullah.............
Maafkan kami wahai yang maha pengampun.
Tanpa sadar kami selalu mengabaikanMu wahai yang maha penyayang.
Mohon ampunkan kami..............
Arahkan langkah kami ke jalan yang syar’i wahai yang maha bijaksana
Lindungilah kami dimanapun kami berada wahai ya Rabb.
.
Dekatkanlah kami dengan orang yang mencintai-Mu di atas segalanya.
Permudah langkah kami untuk hijrah di jalan-Mu.
“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.”
(QS. AL-BAQARAH : 152)
RD^^